
Sabtu (1/01/2017), Ancaman perang asimetris di Indonesia cukup beragam. Menurut mantan Rektor UPN, Koesnadi, ancaman perang asimetris ini dapat berwujud perkembangan paham radikalisme atau terorisme, penguasaan sumber daya oleh negara lain, pencurian sumber daya laut oleh kapal-kapal asing, dan ketergantungan pada produk luar negeri secara berlebihan.
Dalam hal ini, dunia pendidikan menjadi elemen penting dalam bela negara karena dunia pendidikan adalah wadah pemikir (think thank) yang strategis untuk mencetak warga negara yang sadar Bela Negara melalui pola pikir yang nasionalis dan patriotik, warga negara yang sadar bahwa ancaman tidak datang secara fisik saja tetapi melalui aspek kehidupan sehari-hari, seperti ketahanan pangan, pandangan radikal, dan aliran informasi yang hipersonik yang tidak terbendung.
Demi memperkuat peran institusi pendidikan dalam mencegah peran asimetris, Gubernur Lemhanas RI, Budi Susilo merekomendasikan beberapa hal, antara lain institusi pendidikan nasional perlu meredefinisi makna negara sebagai hal yang patut dibela dengan terus memperhatikan kondisi geopolitik kekinian.